Bulog Parepare Akui Penyaluran Baru di Pasar, 12 Kios di Pasar Lakessi, 10 di Labukkang
Koridor.id, PAREPARE – Masyarakat hingga kini masih keluhkan tingginya harga beras di pasaran, untuk jenis kualitas medium masih dinilai mencekik Rp14.500/kg, ini hasil pantauan di Pasar Lakessi dan pasar Labukkang, kota Parepare, Ahad, 27 Juli 2025.
Warga juga pertanyakan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh perum Bulog. Warga masih pertanyakan penyaluran beras program pemerintah tersebut (SPHP).
“Kami berharap pemerintah segera salurkan beras murah (SPHP). Beras saat ini sangat mahal, Rp14.500/kg, kalau kualitas bagus bisa capai Rp16.000/kg,” ujar Awal warga Soreang.
Kepala Bulog Parepare Mohammad Junaedy yang dikonfirmasi mengaku pihaknya telah menyalurkan beras SPHP sejak tanggal 12 Juli 2025. Namun memang baru di kios-kios di Pasar, sementara outlet-outlet di luar pasar belum disalurkan.
“Perhari ini sudah disalurkan sekitar 110.000 kg, dengan harga maximal harga 12.500/kg untuk penjualannya. Ini sudah kami informasikan ke seluruh pengecer di pasar dan sudah lakukan monev (monitoring dan evaluasi) ke 12 pengecer di pasar Lakessi dan di Labukkang 10 pengecer. Kemarin Sore (Ahad, 27 Juli) pukul 15.00 tim kami monev, berasnya masih tersedia,” kilahnya saat dikonfirmasi, Senin, 28 Juli 2025.
Ditanya soal adanya perbedaan penyaluran antara kios di pasar dengan outlet-outlet di luar pasar, Junaedy berkilah bahwa itu berdasarkan kesepakatan dengan pihak dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kota Parepare.
Menurutnya penyaluran tersebut mengikuti petunjuk teknis (juknis) dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). Selain itu pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan DPRD Kota Parepare dan Dinas Ketapang, mengenai penyaluran SPHP guna menekan harga beras yang mahal.
“Untuk penyaluran yang sekarang ada juknis yang berubah dari Bapanas, sudah kami sampaikan juga ke DPRD, bahwa semua pengecer dan kios di luar pasar di verifikasi kembali oleh Dinas Ketapang dan Satgas Pangan, untuk yang di pasar mengetahui kepala pasar untuk memastikan betul-betul adalah penjual beras yang langsung ke masyarakat,” terangnya.
“Sebenarnya tidak dibedakan (kios pasar dan outlet luar), cuma sasaran utama adalah pengecer di pasar, kenapa pengecer di pasar yang utama? Karena kontrol dan pengawasan dapat dilakukan dengan cepat. Setelah pasar Dinas Ketapang akan lanjut ke outlet-outlet pangan diluar pasar/kios, begitu hasil koordinasi kami ke Dinas Ketapang,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, penyaluran SPHP ke mitra akan berlakukan aplikasi ‘Klik SPHP’. Jadi pengecer mengupdate sisa stok yang ada di kiosnya.
Tujuan penggunaan dari aplikasi klik SPHP ini antara lain untuk mempermudah pengecekan jumlah stok yg ada dipengecer agar termonitor langsung stok yang dikuasai, selain itu sebagai salah satu upaya mitigasi awal agar penyaluran tepat sasaran.
Pada prinsipnya Bulog Parepare dengan jumlah stok yang sangat besar sebanyak 105.000 ton di Kota Parepare sangat siap melayani seluruh outlet yang telah diverifikasi oleh Dinas Ketapang.
Selanjutnya Bulog sebagai operator untuk menyalurkan beras SPHP akan menyalurkan ke titik yang telah di verifikasi. Target penyaluran awal ini 400 ton. (*)