Koridor.id, LUWU – Kepala Desa Kadundung sekaligus Ketua Apdesi Kecamatan Latimojong, Parambung — atau yang akrab disapa Pakde — menjadi figur sentral dalam menjaga kondusifitas wilayahnya di tengah aktivitas pertambangan emas PT Masmindo Dwi Area (MDA). Melalui pendekatan dialog dan komunikasi terbuka, ia memastikan setiap dinamika sosial di masyarakat dapat diselesaikan tanpa perlu aksi pemalangan atau konfrontasi.
“Kalau ada masalah, bicarakan dengan baik. Jangan langsung memalang. Karena itu bukan cara bermasyarakat,” tegas Pakde.
Ia menegaskan, masyarakat Desa Kadundung berkomitmen mendukung kegiatan pertambangan PT MDA selama perusahaan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan kesejahteraan sosial warga. Sikap ini menjadikan Kadundung sebagai satu-satunya desa di lingkar tambang Latimojong yang tidak pernah terlibat dalam aksi pemalangan.
Bahkan, ketika kelompok Aliansi Gempa berencana melakukan aksi di wilayahnya, Pakde turun langsung mencegah hal itu. Baginya, ketertiban dan keharmonisan sosial adalah prioritas utama yang harus dijaga bersama.
Tak hanya menjaga stabilitas sosial, Desa Kadundung juga aktif mendorong kerja sama produktif dengan PT MDA melalui program Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat (PPM). Kolaborasi di bidang pertanian dan peternakan diharapkan mampu memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat pasca-tambang serta meningkatkan taraf hidup warga.
Koordinator Komunitas Warga Lingkar Tambang (KWLT), Najamudin, menilai pendekatan yang dilakukan oleh Desa Kadundung merupakan contoh nyata bagaimana komunikasi dan kolaborasi dapat menjadi solusi terhadap potensi gesekan di wilayah tambang.
“Desa Kadundung adalah bukti bahwa pendekatan rasional dan musyawarah mampu menciptakan suasana damai dan produktif. Ini seharusnya bisa menjadi role model bagi desa-desa lain di lingkar tambang,” ungkap Najamudin.
Ia juga mengapresiasi sinergi positif yang terbangun antara Pemerintah Kabupaten Luwu, PT Masmindo Dwi Area (MDA), dan masyarakat melalui Forum Desa. Forum tersebut dinilai sebagai langkah maju dalam membangun komunikasi terbuka dan kolaboratif, terutama di Kecamatan Latimojong yang menjadi pusat kegiatan pertambangan emas.
“Inisiatif ini membuktikan bahwa pemerintah, perusahaan, dan masyarakat bisa duduk bersama mencari solusi terbaik tanpa harus menempuh jalur konfrontatif,” tambahnya.
Menurut Najamudin, Forum Desa menjadi wujud nyata komitmen semua pihak untuk menciptakan hubungan yang produktif dan saling menguntungkan. Sejalan dengan itu, Pemerintah Kabupaten Luwu melalui Pokja Percepatan dan Kolaborasi Investasi terus memperkuat perannya dalam mengawal iklim investasi yang sehat di Latimojong.
Pokja tersebut berfungsi sebagai mediator sekaligus penjaga keseimbangan antara kepentingan masyarakat dan perusahaan, memastikan komunikasi tetap harmonis di lapangan.
Melalui semangat kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat, Desa Kadundung kini menjadi simbol harmoni dan kematangan sosial di wilayah lingkar tambang Latimojong — bukti bahwa pembangunan dan investasi dapat berjalan berdampingan dengan nilai-nilai kemanusiaan, selama semua pihak mau saling mendengar dan menghormati.***

