Oleh: Ibrah La Iman
(Pengurus Cabang NU Parepare)
(Matoa Setangkai Bunga Makka)
(Matoa Setangkai Bunga Makka)
Keniscayaan Bacukiki dapat terurai dan menjadi yang ke 4 dari Daerah Pemilihan (Dapil) di Parepare sangat terbuka, selain Soreang, Ujung, dan juga Bacukiki Barat.
Sejak ngopi di malam tahun baru 2022 bersama Ka’ Has Ketua KPU Parepare di Teras Empang waktu itu, perbincangan tentang daerah Bacukiki bisa mempunyai setidaknya 4 atau 5 kursi di DPRD Parepare ialah keberpihakan kebijakan pada 25ribu masyarakat yang ada di Bacukiki.
Dengan berdasar pada beberapa poin penataan Daerah Pemilihan, Bacukiki mampu memenuhi kriteria. Kesetaraan nilai suara, ketaatan pada sistem proporsional Pemilu, integritas wilayah, kohesivitas, serta kesinambungan.
Titik kesejarahan Bacukiki sebagai tanah tertua adalah bagian tak terpisahkan dari lahirnya Kota Parepare. Dalam waktu tidak terlalu lama, masa keemasan itu bisa jadi terwujud. Daerah dimana La Bangenge berumah bisa kembali menjelma pusat kendali sosial, budaya, politik, bahkan ekonomi, dan wisata.
Anak-anak Bacukiki sudah waktunya memandang daerahnya dari parlemen untuk memperjuangkan kebijakan terbaik bagi warga yang telah turun-temurun melegenda dari sisian Galung Maloang, Lemo’e, Lompo’e hingga Lappa Anging Watang Bacukiki.
Secara khusus kawasan Bacukiki menjadi lumbung melahirkan santri/santriwati terbaik dari setidaknya tujuh pesantren yang tersebar di empat kelurahan. Diantaranya Pesantren Zubdatul Asrar Nahdlatul Ulama, Pesantren Al Badar (Rumpun DDI), dan Pesantren Bahlul Ulum.
Kiai Hannani, Ketua Tanfidziyah NU ketika berbincang dengan Ketua KPU Kota Parepare, Ka’ Hasruddin Husain juga menyatakan dukungannya agar Daerah Pemilihan (Dapil) Bacukiki dapat terealisasi.
Ibrah La Iman
(Pengurus Cabang NU Parepare)
(Matoa Setangkai Bunga Makka)