Koridor.id, LUWU – Forum Pemuda Latimojong Bersatu (FPLB) memberikan klarifikasi terkait beredarnya video di media sosial yang menampilkan aliran air berwarna cokelat di sekitar wilayah operasional PT Masmindo Dwi Area (MDA). Klarifikasi ini disampaikan untuk meluruskan informasi yang berkembang agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, terutama di tengah kondisi curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem.
Ketua FPLB, M. Azriel, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil penelusuran lapangan bersama warga setempat, lokasi yang terekam dalam video merupakan jalur aliran air alami yang telah ada sejak lama. Jalur tersebut berada di area terbuka dan mengarah ke jurang, serta tidak melintasi permukiman warga maupun fasilitas umum.
“Jalur ini secara alami menjadi titik kumpul aliran air dari beberapa anak sungai. Saat hujan dengan intensitas tinggi, debit air meningkat dan membawa material tanah dari hulu sehingga air tampak keruh,” kata M. Azriel saat diwawancarai, Kamis (18/12).
Ia menegaskan, fenomena serupa pernah terjadi pada tahun 2022, jauh sebelum adanya aktivitas pembukaan lahan maupun operasional pertambangan oleh MDA. Menurutnya, data dan fakta tersebut menunjukkan bahwa kondisi yang terekam dalam video merupakan dinamika alam yang dipengaruhi faktor cuaca.
Pada peristiwa tersebut, curah hujan tercatat mencapai sekitar 100 milimeter dalam waktu singkat, jauh di atas rata-rata hujan harian. Kondisi ini menyebabkan limpasan air dalam volume besar, namun bersifat sementara dan kembali normal seiring meredanya hujan.
M. Azriel juga memastikan tidak terdapat laporan genangan berkepanjangan, kerusakan infrastruktur, maupun korban jiwa akibat kejadian tersebut. Jalur aliran air berada di wilayah yang relatif aman dan tidak bersinggungan langsung dengan aktivitas masyarakat.
Sebagai organisasi kepemudaan di kawasan Latimojong, FPLB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh potongan video yang beredar tanpa memahami kondisi lapangan secara menyeluruh.
“Informasi yang disampaikan secara parsial berpotensi menimbulkan kesalahpahaman di tengah publik. Karena itu, kami merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikan fakta dan data dari lokasi kejadian,” ujarnya.
FPLB juga mencermati upaya PT Masmindo Dwi Area yang terus melakukan pemantauan lingkungan serta berkoordinasi dengan pihak terkait guna memastikan tata kelola air berjalan sesuai ketentuan dan prinsip kehati-hatian.
Ke depan, FPLB menyatakan siap berperan aktif sebagai jembatan komunikasi antara masyarakat, pemerintah, dan perusahaan, serta mengajak seluruh pihak untuk menyikapi informasi secara bijak demi menjaga keselamatan, keharmonisan, dan kelestarian lingkungan di kawasan Latimojong. (*)

