JAKARTA, koridor.id — Bupati Enrekang Drs. H. Muslimin Bando, M.Pd. menghadiri acara Harmonisasi dan Refleksi Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2022, di Jakarta, Sabtu (17/12/2022).
Di sela acara tersebut, Bupati Enrekang dua periode ini menyerahkan Penghargaan Kepada Menteri Pertanian Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H.
Penghargaan ini diberikan atas peran SYL sebagai pelopor pengembangan irigasi perpompaan, khususnya di Kabupaten Enrekang.
“Bapak Menteri dan bapak Dirjen PSP banyak membantu Kabupaten Enrekang di sektor pertanian. Seperti irigasi perpompaan, dimana kita bisa mengairi perkebunan dari sungai ke gunung, lewat sejuta kincir irigasi. Ini banyak dimanfaatkan petani bawang di Kabupaten Enrekang,” jelas MB.
Selain itu, Kementan lewat Dirjen PSP telah menggelontorkan secara rutin bantuan alsintan, embung, hingga jalan tani.
“Mewakili masyarakat dan pemerintah Kabupaten Enrekang, kami patut mengucapkan terima kasih pak Menteri, terimakasih pak Dirjen atas segala perhatiannya. Petani kita sangat terbantu, dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Hasilnya tentu peningkatan kesejahteraan petani kita” urai Bupati.
Mentan SYL pun menyambut bahagia apresiasi dari Pemkab Enrekang. Menurut mantan Gubernur Sulsel ini, petani di daerah merupakan profesi terdepan tulang punggung pangan nasional. Sehingga harus betul-betul diperhatikan.
Selama 2022 secara nasional, Kementan telah menyalurkan bantuan alsintan prapanen sebanyak 20.034 unit, taxi alsintan, permodalan melalui KUR Pertanian mencapai Rp103 Triliun, sarana irigasi melalui rehabilitasi jaringan, irigasi perpipaan, pembangunan embung/Dam Parit/Long Storage dan Bangunan Konservasi air sebanyak 4.448 unit di tahun 2022.
Selanjutnya, penyiapan lahan pertanian melalui optimasi lahan seluas 7.273 Ha serta pengembangan Food Estate seluas 62.445 Ha.
Capaian lainnya adalah pembangunan jalan usaha tani sebanyak 1.001 Unit, Realisasi Asuransi Pertanian sebanyak 236.558 kelompok, screen house dan sarana pendukungnya sebanyak 52 unit, dan mengembangkan Eduwisata Pertanian.
Secara khusus, Menteri SYL meminta kepala daerah agar menggenjot Smart Farming atau model pertanian cerdas. “Pertanian tak mungkin bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah tanpa teknologi,” kata Syahrul.
Kementan dan Bappenas menggunakan istilah Pertanian Presisi untuk model pertanian cerdas ini. Pertanian Cerdas atau Pertanian Presisi ini merupakan sebuah mekanisme pengelolaan lahan pertanian menjadi jauh lebih produktif dan efisien melalui keterlibatan teknologi.
Pertanian presisi melibatkan beberapa sistem pertanian modern yaitu sistem mekanisasi, otomatisasi kontrol, kegiatan monitoring dengan pemanfaatan big data sampai dengan teknologi internet of things (IoT) serta machine learning. (*)