PAREPARE, koridor.id – Kelanjutan sepak bola Liga 1 BRI antara PSM Makassar dan PSS Sleman, Sabtu 14 Januari Kemarin berlangsung tanpa penonton di stadion Gelora BJ Habibie ((GBH) Kota Parepare.
Laga bergengsi tanpa penonton ini bukan tanpa alasan. Pihak kepolisian yang bertanggungjawab soal keamanan membeberkan pihaknya tidak mengeluarkan izin untuk pengamanan penonton berdasarkan rapat bersama sebelumnya.
Kapolres Parepare AKBP Andiko Wicaksono menyampaikan bahwa ada sejumlah pertimbangan yang membuat mereka tidak berani mengeluarkan izin keramaian itu. Yakni, hasil rapat dengan kementerian PUPR, Polri, Liga dan sejumlah instansi terkait. Terdapat 7 item yang menjadi penilaian dan dari itemnitu hanya satu yang terpenuhdari segi lapangan, yakni ukuran. Dan enam diantaranya kategori merah atau tidak memadai.
“Hasil asesmen dari Kementerian PUPR tersebut telah dipaparkan secara langsung saat rapat virtual pada Jumat (6/1) lalu. Rapat tersebut juga dihadiri perwakilan PT LIB dan stakeholder terkait. Saat diadakan rapat virtual itu oleh Mabes Polri, Kementrian PUPR memaparkan itu (tujuh kriteria). Dan rekomendasinya adalah dibenahi dulu kekurangan itu,” benernya.
Dijelaskan Andiko, 7 kriteria yang menjadi penilaian antara lain dari segi arsitektur, struktur bangunan, mekanikal elektrikal plumbing, pencahayaan, pengelolaan stadion hingga rumput stadion. Dari 7 kriteria penilaian itu, hanya satu yang masuk kategori memadai, yakni ukuran lapangan.
Sedangkan dari segi arsitektur kurang memadai, yang tidak memadai yakni lahan parkir dan akses keluar masuk, termasuk jalur evakuasi. “Jadi ada yang memadai, kurang memadai dan ada yang tidak memadai. Jadi itu dasar kami menentukan perkiraan keamanan ditambah hasil risk asesmen Mabes Polri yang dua itu tadi (lahan parkir dan akses keluar masuk),” paparnya.
Selain itu, Kementrian PUPR kata Andiko juga mengungkap bahwa di salah satu titik tribun di Stadion Gelora BJ Habibie mengalami kondisi amblas. Sehingga berisiko bagi penonton yang nantinya menempati tribun tersebut.
“Kami tidak disampaikan detail tetapi ada penyampaian Kementerian PUPR bahwa ada beberapa titik terjadi penurunan tanah atau agak amblas. Sehingga itu jadi concern kami sebab terkait keselamatan penonton juga,” rincinya.
Namun dari itu, alasan utama yang paling krusial adalah tidak tersedianya tempat parkir yang respresentatif. “Pertimbangannya misalnya belum ada tempat parkir yang respresentatif, yang selama ini hanya memakai lahan warga,” Imbuhnya.
Selain pertimbangan lahan parkir, alasan kedua yakni akses keluar masuk bagi pemain dan penonton. Berdasarkan standar, jalur antara pemain dan penonton semestinya terpisah, sementara di Stadion Gelora BJ Habibie tidak.
“Selanjutnya belum memiliki akses keluar masuk yang terpisah antara pemain dan penonton,” Tegasnya. (ki1)