Anggota DPR-RI Ratih Megasari Singkarru Ajak Pemuda Sosialisasikan Literasi

Koridor.id, POLEWALI — Gandeng Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sosialisasikan program pembinaan literasi generasi muda di Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat.

Sosialisasi ini diikuti ratusan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi baik swasta maupun Negeri yang ada di Sulawesi Barat, Anggota Komisi X DPR-RI Dapil Sulbar Ratih Megassri Singkarru dan Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan Dr. Ganjar Harimansyah yang juga hadir sebagai pemateri sosialisasi yang diselenggarakan di Hotel Ratih Polewali. Senin 10 Juli.

Kepala Balai Bahasa Sulsel Dr. Ganjar Harimansyah menyampaikan, banyak terimah kasih kepada Komisi X DPR-RI atas kolaborasi dan suppurt yang secara kebijakan telah mendukung program Balai Bahasa. Sejak tahun 2010 Komisi X DPR-RI sudah sangat mendukung program pemetaan bahasa yang dilakukan saat itu dan berhasil melakukan pemetaan sebanyak 117 bahasa dipetakan.

Kemudian Komisi X juga mndukung program revitalisasi bahasa yang terancam punah. Di Sulbar sendiri bahasa perlu dilakukan revitalisasi yakni bahasa budong-budong yang terancam punah dan bahasa mandar perlu di revitalisasi.

“Kami juga sangat didukung Komisi X DPR-RI untuk menggiatkan litetasi, kami dari Balai Bahasa sangat berterimakasih kepada Ibu Ratih dan rekan-rekan di Komisi X yang telah mendukung.” ujar Kepala Balai Bahasa Sulsel Dr. Ganjar Harimansyah.

Ditempat yang sama, Anggota Komisi X DPR-RI Ratih Megasari Singkarru menyampaikan, literasi sangat penting khusunya di Sulbar dan secara Nasional pun kita masih kurang narasi dimana disitu literasi juga sangat penting dan di Sulbar kita masih sangat minim literasi bukan karena ketidakmauan membaca atau ketidaktahuan literasi itu sendiri tetapi banyak sarana prasarana yang tidak mendukung.

Visa kita juga tidak terlalu tinggi indeksnya bukan karena anak-anak kita tidak mau membaca tetapi karena tidak adanya bahan bacaan apalagi jika berbicara digital dimana daerah kita masih banyak blankspot sehingga untuk akses digital masih sangat sulit, sehingga untuk mendukung program literasi harus didukung juga oleh sarpras.

“berbicara sarpras untuk digitalisasi masih banyak sarpras yang harus diperbaiki karena banyak yang tidak terjangkau jaringan dan buta aksara kita masih cukup tinggi sehingga diharapkan pemda kita dapat berkolaborasi dengan pemerintah pusat meningkatkan indeks literasi masyarakat,” terang Anggota Komisi X DPR RI Ratih Megasari Singkarru.

Literasi ini harus di mulai dari usia dini karena jika sudah dewasa sudah sulit. tambahnya.

Ia juga menyampaikan, Selaku Anggota Komisi X ia selalu mendorong agar anggaran literasi di perbanyak dan mendorong pemerintah pusat agar pemerintah daerah melakukan pemenuhan sarpras.

Ia juga menyampaikan Komisi X dengan Kemendikbud Ristek melakukan rapat bersama dan Balai Bahasa ini memiliki program revitalisasi bahasa daerah dimana mereka mendeteksi bahasa daerah yang terancam punah.

“pada saat mereka persentasi bahasa mandar itu tidak masuk dalam program revitalisasi, Alhamdulillah dengan perjuangan saya diterima sehingga akhirnya bahasa mandar menjadi salah satu bahasa daerah yang masuk dalam program revitalisasi bahasa agar tidak punah,” jelas Ratih Megasari Singkarru.

Menurutnya revitalisasi bahasa ini sangat penting karena ada tiga bahasa yang harus di ketahui yakni bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional, Kemudian bahasa daerah harus dijaga dan dilestarikan agar tidak punah dan kemudian ada bahasa asing untuk bahasa jembatan kita untuk dunia global.

“bahasa daerah ini adalah jati diri sebuah daerah, walaupun bahasa Nasional kita bahasa Indonesia tetapi setiap daerah punya bahasanya tersediri yang menjadi jati diri masing-masing karena lahirnya jati diri bangsa dari daerah masing-masing.” tandas Ratih Megasari Singkarru. (bdt)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *