Eks Birokrat Amran Ambar , Tegaskan Tak Ada Gaduh di Parepare, Pj Wali Kota Akbar Ali Bekerja Baik

Koridor.id, PAREPARE – Mantan birokrat di Pemerintah Kota Parepare, Amran Ambar angkat bicara terkait adanya tudingan fraksi Golkar Sulsel yang menyebut Pj Wali Kota Parepare, Akbar Ali menciptakan kegaduhan khususnya dengan pengangkatan Iwan Asaad menjadi Staf Khusus.

Amran Ambar yang juga Ketua Jaringan Masyarakat Pemerhati (JMP) Kota Parepare dan ketua Dewan Penasihat Lembaga Pengawas Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (LP-KPK) Komisariat Cabang Parepare justru balik mempertanyakan kegaduhan yang dimaksud. Dirinya justru khawatir kegaduhan yang dimaksud adalah sebuah opini sengaja dihembuskan untuk mempengaruhi akal sehat secara subjektif.

Jika Pj Wali Kota dianggap menciptakan gaduh karena menunjuk Iwan Asaad jadi Staf Khusus, Amran justru menilai, kebijakan Pj Wali Kota itu sudah tepat, karena semua pemimpin yang ingin sukses tentu memilih staf yang dianggap mampu bekerja sama, dan berkapasitas.

“Iwan Asaad, mantan Sekda Parepare adalah birokrat yang teruji melalui Selter (seleksi terbuka) serta memiliki pengalaman karier berjenjang sebagai birokrat. Artinya pak Iwan juga digunakan oleh walikota lalu, mengapa saat Pj Walikota memanfaatkan dianggap membuat gaduh,” ujar Amran Ambar di salah satu warkop di Parepare.

Mantan Kadis Perdagangan Pemkot Parepare ini juga menilai bahwa masyarakat Parepare cerdas, bisa tahu yang membuat gaduh sebenarnya siapa. Ia juga menilai kinerja Pj Wali Kota Parepare Akbar Ali memperlihatkan kinerja yang baik, memahami pemerintahan, apalagi pejabat Kemendagri.

Sementara jika dinilai Staf Khusus itu tidak memiliki nomenklatur, Amran justru menekankan bahwa bisa dibuatkan nomenklatur. “Apa bedanya pemerintahan sebelumnya yang memiliki tenaga ahli, konsultan hingga penasihat hukum. Jadi pernyataan itu ibarat jeruk makan jeruk,” tegas Amran.

Amran mengemukakan, sebaiknya Pj Wali Kota yang juga Kepala Pusat Strategi Kebijakan Politik, Hukum dan Pemerintahan Dalam Negeri didukung untuk berimprovisasi yang dianggap baik untuk organisasi dan baik untuk masyarakat dalam menjalankan pemerintahan. Karena dia memberikan kebebasan bagi ASN untuk berekspresi dan berkreasi dalam bekerja. Tidak ada lagi tekanan bekerja karena tendensi kewenangan, kekuasaan dan isme.

Pasca pensiun, Amran yang selama ini jarang muncul di publik merasa kaget dan sangat aneh baru kali ini selama hidupnya mendengar ada perpisahan bahagia dari masyarakat terhadap kepala daerahnya dan ini tidak lazim.

Tidak bisa dipungkiri keberhasilan pemerintahan sebelumnya secara fisik memang cukup mencengangkan namun dari dimensi lain banyak hal yang masih perlu dipertanyakan, dalam teori kepemimpinan karakter dan gaya kepemimpinan terkadang memiliki kekurangan.

“Misalnya bagaimana gaya memanusiakan bawahan. Sementara nurani terkadang berontak dan berkata kami cinta pekerjaan kami cinta jabatan, namun kami lebih cinta harga diri. Suatu pertanyaan yang mengusik benak saya, mengapa beberapa personel yang ditawari jabatan kadis, kepala badan menolak dipromosi dengan bahasa sangat santun bahkan ada yang baru menjabat dalam hitungan bulan mundur,” katanya. (*)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *