Durasi Pemadaman Dinilai Tidak Wajar, Warga Demo di PLN Parepare

Koridor.id, PAREPARE – Warga Parepare yang diwakili Pemuda Pancasila unjuk aksi demo ke PLN Parepare atas pemadaman listrik secara bergilir.

Pemuda Pancasila menilai, durasi pemadaman yang diperpanjang hingga 6 jam dalam sehari tidak wajar. Demonstran juga menuding pasokan listrik ini banyak dialihkan untuk perusahaan tambang di Morowali, sehingga mengorbankan masyarakat Parepare dan sekitarnya.

Bacaan Lainnya

“Kami ada data bahwa PLN hanya mementingkan perusahaan besar, dan mengorbankan masyarakat. Pasokan Listrik untuk perusahaan tambang di Morowali tidak pernah terhenti, sementara masyarakat dibebankan pemadaman hingga 6 jam perhari,” Ujar juru bicara Pemuda Pancasila, Agung, saat bertemu pimpinan PLN di kantor PLN UP3 Parepare.

Demontrasi di kantor PLN Parepare.

Selain itu, masyarakat juga mengalami kerugian besar akibat pemadaman yang tidak wajar ini. Kerugian dialami pengusaha UMKM maupun warga, banyak peralatan elektronik yang mengalami kerusakan, laptop, komputer, televisi, lemari pendingin, mesin kopi dan lainnya.

Permasalahan selanjutnya yang dialami masyarakat, adanya pelanggan PLN ini yang mengalami kenaikan tagihan selama berlakunya pemadaman bergilir, padahal logikanya, semestinya terjadi penurunan sebab terjadi rata-rata pengurangan penggunaan 4 jam perhari.

“Kemudian, berdasarkan Permen SDM nomor 18 tahun 2019 terkait pengurangan energi. Maka PLN mestinya sudah memberikan kompensasi, sebab, pemadaman ini sudah berlangsung selama 2 bulan. Tidak perlu menunggu instruksi dari atas sebab sudah jelas aturannya,” bebernya.

Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Parepare, Robert Rumsaur, saat menerima 10 perwakilan demonstran menjelaskan terjadinya pemadaman bergilir ini karena faktor alam.

Terjadi musim kemarau yang mengakibatkan suplai debit air berkurang untuk pengoperasian pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Dimana kelistrikan masih bergantung sekitar 33 persen dari PLTA. Khusus untuk wilayah Parepare membutuhkan sebanyak 72 megawatt tenaga listrik, suplai itu dikurangi 19 megawatt sehingga mengakibatkan dilakukan pemadaman bergilir.

Ada juga masyarakat mengatakan bahwa ini kan sudah mulai turun hujan, tetapi justru memadamkan tetap ada bahkan ditambah 6 jam dari sebelumnya 3 jam. “Jadi suplai listrik kita bagi ke daerah-daerah lainnya, sebab pembangkit listrik lainnya mengalami perbaikan. Terkait durasi pemadaman hingga 6 jam. Kita nilai pemadaman 3 jam yang berlangsung hingga dua kali dalam sehari justru meresahkan, ketimbang 6 jam tapi hanya sekali dalam sehari,” terang Robert.

Sementara rumor terkait pemanfaatan UCP pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) Sidrap yang mengatakan PLN hanya mampu membeli 20 megawatt. “Jadi disini kami luruskan bahwa, kami justru memesan 70 megawatt namun pihak PLTB Sidrap hanya menyanggupi 30 megawatt saja,” rincinya.

PLN UP3 Parepare ini menyuplai kelistrikan untuk wilayah Sulawesi bagian selatan. (ki1)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *